Habis sudah rasanya air mataku
Sudah mengering sumbernya
Akibat terlalu sedih kehilanganmu
Satu-satunya mutiaraku kini telah tiada
Menyesal memang tiada arti
Tapi biarlah tiada arti
Biarkan aku tenggelam dalam penyesalanku
Andaikan aku tetap di sisimu ketika sakitmu
Andaikan aku tak meninggalkanmu
Andaikan engkau kuajak serta
Andaikan ...
Buah yang kusangka mujarab
Yang kuharap dapat mengembalikanmu
Ceria seperti sedia kala
Memang kudapati di tanganku
Tapi lalu sama ajinya dengan srintil
Duh, buah hatiku
Bahkan tak kuasa lidahku meminta maaf
Tak kan habis ribuan pengandaian
Tak kan ada yang bisa mengembalikan nyawamu
Bahkan batu sakti merah delima pun tidak
Haruskah kuumpat si monyet
Yang menghalangiku untuk segera mendapatkan buah mujarab
Yang bahkan membuatkan tertahan untuk merawatnya
Seharusnyakah kubiarkan dia sekarat di pinggir kali
Tidak
Bukan waktunya untuk semua penyesalan
Kesedihan adalah pil pahit yang musti ditelan
Mungkin justru seharusnya ku berterima kasih
Pada dirimu, pada gagak, pada gelatik, pada monyet, pada harimau
Pada Sang Pemilik Hidup
Like this:
Like Loading...
Related