Tanggal 29 April, Solo mengadakan hajat besar dengan menyelenggarakan World Dance Day yang ke-7 dengan acara 24 jam menari yang dipusatkan di kampus ISI (Institut Seni Indonesia) Surakarta. Acara ini dibuat seperti festival tari yang diikuti oleh kelompok tari dari berbagai daerah di Indonesia, bahkan juga ada yang dari luar negeri. Selama 24 jam non-stop (6 pagi tanggal 29 sampai jam 6 pagi di hari esoknya), mereka bergantian menari terus menerus. Sedangkan menari tanpa henti diperagakan oleh salah seorang penari gaek pentolan ISI Surakarta, pak Wahyu Santosa Prabowo.
Berikut beberapa hasil jepretan selama acara :
pak Wahyu Santosa Prabowo dan murid-muridnya
pak Wahyu Santosa Prabowo menarikan tari pasangan
Tidak hanya tari tradisional, tari modern pun juga ambil bagian dalam event ini.
Tidak hanya diikuti oleh orang dewasa, anak-anak pun turut berpartisipasi seperti pada tarian asal Melayu di atas
Seorang gadis menarikan tari kreasi tradisional asal Wonogiri
Tari Serimpi Yogyakarta
Gadis menawan menari golek
Bahkan cheerleader dari anak2 SMP di bawah ini juga tidak mau kalah.
Anak-anak asal Cilacap menari genit
Tari Kupu oleh anak-anak
Tari pasangan oleh pak Wahyu
Kecerian siswa Taman Kanak-Kanak untuk turut menari
Tarian anak-anak yang lincah dan centil
Suguhan tari dari anak-anak SD LB yang cukup menyentuh hati para penonton
Dengan polosnya anak-anak menari
Tarian Serimpi Gitar yang cukup unik dari Tegal dengan iringan gitar pula
Tari dari rakyat Pangkal Pinang
tak ketinggalan, sajian Tari Saman
Para gadis yang luwes menari
Sajian dari para siswi SMKI Surabaya
di tengah hari, pak Wahyu berpindah panggung dari panggung kiri ke panggung kanan, melanjutkan tarian 24 jam non-stopnya
Tarian mahasiswa asal Jambi
Tari Kretek asal Kudus, kota penghasil kretek
Penari asal Pangkal Pinang menampilkan tarian asal daerahnya
gadis penari asal SMKI Surabaya tampil lagi menampilkan tarian berdasarkan cerita rakyat
Salah seorang penari SMKI Sby
Tarian Karawang memadukan dengan Jaipong
Penari yang walaupun sudah tidak muda lagi, tapi tetap gagah dan semangat
Gagah dan lemah gemulai
pak Wahyu yang masih tetap menari di kanan panggung
Para penari Lurik asal Klaten
Anak-anak menarikan ngremo yang rancak dan semangat
guru-guru MGMP Kesenian dari Kabupaten Karanganyar membawakan tari berdasarkan cerita rakyat daerah setempat di lereng lawu
pak Wahyu, yang di sela-sela istirahatnya tetap menggerakkan tangan dan tubuhnya untuk menari
Acara ini terus berlanjut sampai dengan 30 April pagi, namun saya meninggalkan ISI di sore harinya.
Solo menari tidak hanya berlangsung di ISI saja, namun di beberapa tempat di kota Solo, antara lain di depan gedung BI, taman hiburan sriwedari, Solo Grand Mall, Solo paragon, Solo Square, bandara Adi Sumarmo, dan di tempat-tempat lainnya.
Like this:
Like Loading...
Related
Mau tanya dong, tarian berpasangan diatas itu namanya apa ya?